Surat Edaran Larangan Wisuda Bagi PAUD

Pengantar



Pada tahun 2023, terdapat surat edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menginstruksikan agar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidak melakukan wisuda. Hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra dalam masyarakat, terutama bagi orangtua yang ingin melihat anaknya meraih prestasi.


Alasan Kemendikbud Melarang Wisuda di PAUD



Menurut Kemendikbud, larangan wisuda di PAUD dilakukan karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Pertama, anak usia dini masih terlalu kecil untuk memahami makna wisuda dan tidak akan merasakan dampaknya. Kedua, wisuda di PAUD cenderung hanya untuk menunjukkan keberhasilan, bukan prestasi. Ketiga, wisuda dapat menimbulkan tekanan pada anak dan membuat mereka merasa bahwa mereka harus selalu meraih prestasi.


Pro Kontra di Masyarakat



Larangan wisuda bagi PAUD menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Sebagian orangtua merasa kecewa karena tidak bisa melihat anaknya berjalan di atas panggung. Namun, ada juga yang setuju dengan larangan tersebut karena mereka menyadari bahwa anak usia dini tidak perlu meraih prestasi seperti wisuda.


Dampak Larangan Wisuda bagi PAUD



Larangan wisuda bagi PAUD dapat memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah anak usia dini tidak merasa tertekan untuk meraih prestasi dan orangtua tidak akan merasa kecewa jika anaknya tidak wisuda. Namun, dampak negatifnya adalah dapat menurunkan motivasi anak untuk belajar karena mereka tidak memiliki target yang jelas untuk dicapai.


Alternatif Pengganti Wisuda



Meskipun wisuda dilarang, ada alternatif pengganti yang dapat dilakukan di PAUD. Salah satunya adalah dengan mengadakan pesta kecil untuk merayakan akhir tahun ajaran. Acara ini dapat diisi dengan pertunjukan anak-anak atau pertandingan kecil. Hal ini dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi anak dan orangtua.


Kesimpulan



Larangan wisuda bagi PAUD pada tahun 2023 menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Namun, Kemendikbud memiliki alasan yang kuat untuk melakukan larangan tersebut. Meskipun demikian, ada alternatif pengganti yang dapat dilakukan untuk merayakan akhir tahun ajaran. Hal ini dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi anak dan orangtua tanpa menimbulkan tekanan pada anak untuk meraih prestasi.

close